Jumat, 15 Oktober 2010

Kehamilan Di Luar Kandungan

http://www.conectique.com/i/art/adved_1170089581.jpg
Hamil di luar kandungan atau dalam istilah medis kehamilan ektopik,  jika terlambat diketahui akan membahayakan nyawa si ibu. Bayangkan saja, janin yang seharusnya tumbuh dan berkembang di rahim ternyata tumbuh di tempat yang bukan semestinya, yaitu di saluran tuba falopii, kornu (tanduk rahim), atau bahkan di dalam rongga perut.
Nah, jika kehamilan membesar, sangat mungkin organ tempat tumbuh janin itu akan pecah dan memicu perdarahan hebat di dalam perut. Si ibu akan mengalami anemia, pucat, lemas, mengalami sesak napas hingga pingsan. Jika terlambat ditolong maka akan mengakibatkan kematian.
Berdasarkan tempatnya, kehamilan di luar kandungan terdiri dari:
  • Kehamilan Tuba (berkisar 95-98%). Kahamilan di tuba adalah tempat paling favorit terjadinya kehamilan di luar kandungan. Bisa dibayangkan bagaimana resikonya, si jabang tumbuh dan berkembang di saluran penghubung antara rongga rahim dengan indung telur (ovarium) yang hanya sebesar pangkal lidi atau kira-kira mirip karet pèntil . Hiy,tentu mudah pecah, perdarahan di dalam tanpa diketahui. Perdarahan tersebab pecahnya pembuluh nadi (arteri) kecil bukan netes, tapi mancur.
  • Kehamilan pada leher rahim (servikalis) dan tanduk rahim (kornual). Masih di bagian rahim tetapi tidak di dalam rongga rahim. Leher rahim dan tanduk (kornu) adalah salah satu bagian rahim yang sempit, bukan tempat ideal untuk pertumbuhan bayi.
  • Kehamilan indung telur (ovarium). Organ pemroduksi sel telur (ovum) ini kecil, jumlahnya ada 2 di ujung tuba kanan dan kiri, bukan tempat pertumbuhan bayi.

  • Kehamilan jaringan ikat rahim (intra ligamenter). Gimana jika bayi tumbuh di jaringan yang alot, nggak ideal kan ?
  • Kehamilan rongga perut (abdomen). Maksudnya bukan lambung lho, halah koq sulit sih meng-indonesiakan. Begini deh, rongga perut (abdomen) itu adalah rongga di bagian tengah tubuh yang berisi: liver (hati), lambung dan rangkaian ususnya, limpa, sepasang ginjal, lalu turun ke bawah berisi organ reproduksi.
  • Nah kehamilan di luar kandungan bisa nyasar juga ke rongga perut sekitar wilayah rahim namun persentasinya amat kecil.
  • Kehamilan kombinasi. Maksudnya ada dua kehamilan, yang satu kehamilan di luar kandungan, satunya lagi kehamilan dalam rahim secara bersamaan. Tentu presentasenya juga amat kecil.

Penyebab
  1. Calon ibu memiliki masalah kesehatan pada saluran tuba falopii, bisa jadi penyumbatan atau penyempitan. Saluran tuba falopii adalah jalan masuk sel hasil konsepsi (pembuahan) ke dalam rahim. Jika terjadi kelainan tuba falopii, hasil konsepsi tak bisa masuk sampai ke dalam rahim dan tetap tinggal di saluran tuba falopii dan membesar, hingga terjadilah kehamilan di luar rahim.
  2. Calon ibu menderita infeksi akibat penyakit GO (gonorrhea) ataupun radang panggul. Hal inilah yang menyebabkan ibu yang menderita keputihan harus melakukan pemeriksaan untuk memastikan gejala yang di deritanya adalah tanda infeksi atau hanya keputihan yang bersifat fisiologis.
  3. Adanya tumor atau perlekatan-perlekatan dalam rongga perut yang mengakibatkan gangguan pada tuba falopii.
  4. Calon ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya atau pernah melakukan bedah caesar.
Gejalanya
  • Tanda-tanda utama adalah ketika ibu mengalami terlambat menstruasi ia merasakan nyeri pada perut bagian bawah, kemudian terjadi perdarahan yang keluar melalui vagina.
  • Kondisi kesehatan ibu menurun dan selalu tampak pucat dan lemas. Perdarahan terkumpul pada rongga perut.
  • Ibu mengalami  pendarahan, padahal ibu hamil tidak boleh mengalami perdarahan melalui vagina sebelum waktu persalinan.
http://www.conectique.com/i/art/adved_1170089593.jpg
Solusi
Bila diketahui terjadi kehamilan ektopik, meski belum pecah, biasanya dokter menyarankan agar segera 'dikeluarkan'. Sebab, janin tak bisa dipertahankan jika tumbuh di tempat yang tidak semestinya. Janin juga tak akan berkembang hingga 9 bulan. Umumnya setelah mencapai usia beberapa minggu akan mendesak organ tempatnya tumbuh, sehingga pecah.
Disarankan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan USG pada kehamilan di trimester I. Agar bila diketahui terjadi kehamilan ektopik, bisa segera ditangani.



0 komentar:

Posting Komentar